Video Kekerasan terhadap Satwa Kembali Viral

Video Kekerasan terhadap Satwa Kembali Viral

Editorial: Luka Lama di Balik Taman Safari — Sebuah Panggilan untuk Reformasi Kesejahteraan Satwa 

Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menjadi sorotan publik setelah viralnya sebuah video lama yang memperlihatkan kekerasan terhadap seekor burung unta oleh seorang petugas kebun binatang. Video ini, yang disebut berasal dari tahun 1997, menunjukkan seekor burung unta diperlakukan kasar saat proses pemberian makan. Meskipun video ini merupakan rekaman lama, dampaknya terhadap citra TSI dan kesadaran publik tentang kesejahteraan satwa sangatlah nyata.

Manajemen Taman Safari Indonesia bergerak cepat. Dalam pernyataan resminya, mereka menegaskan bahwa praktik kekerasan seperti dalam video tersebut tidak lagi terjadi dan sudah tidak mencerminkan kebijakan operasional saat ini. Alexander Zulkarnain, Senior VP Marketing TSI, menyebut bahwa sejak kejadian itu, TSI telah mengalami reformasi besar dalam hal perlakuan terhadap satwa. Mereka kini adalah anggota aktif Southeast Asian Zoo Association (SEAZA), organisasi yang mendorong standar internasional dalam kesejahteraan hewan.

Namun, pertanyaannya tetap: apakah transformasi itu cukup?

Luka yang Terbuka Kembali

Video ini muncul di tengah meningkatnya perhatian terhadap eksploitasi di dunia hiburan berbasis hewan. Beberapa waktu lalu, kasus dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI)—yang memiliki sejarah kerja sama dengan TSI—turut menjadi sorotan. Pengakuan mereka tentang kekerasan fisik dan kondisi kerja yang tidak manusiawi membuka luka lama yang belum benar-benar disembuhkan.

Ini bukan sekadar tentang satu video atau satu kebun binatang. Ini adalah pengingat keras bahwa industri hiburan berbasis satwa memiliki sejarah panjang yang kelam. Dan jika masyarakat lalai, masa lalu itu bisa dengan mudah terulang.

Video Kekerasan terhadap Satwa Kembali Viral
seorang pria melakukan kekerasan terhadap satwa di Taman Safari Indonesia (TSI) viral di media sosial pada Rabu (23/4/2025).(Dok Screenshot video viral)

Tanggung Jawab Bersama

Kita tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak. Kebijakan yang lemah, kurangnya pengawasan, dan rendahnya kesadaran publik turut berperan dalam membiarkan praktik-praktik semacam ini berlangsung selama bertahun-tahun. Namun kini, ketika kebenaran mulai terkuak, kita semua memiliki kesempatan untuk bertindak.

Masyarakat bisa mendorong perubahan dengan menjadi konsumen yang sadar—tidak lagi mendukung hiburan yang mengeksploitasi satwa. Pemerintah harus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap lembaga konservasi. Dan lembaga seperti Taman Safari, yang kini mengklaim telah berubah, harus membuka diri terhadap audit independen dan transparansi menyeluruh.

Momentum untuk Perubahan

Viralnya video ini seharusnya tidak hanya menjadi “drama internet” sesaat. Ini adalah momen untuk mengevaluasi ulang bagaimana kita memperlakukan makhluk hidup lain di planet ini. Sudah waktunya kebun binatang dan sirkus berubah dari sekadar tempat hiburan menjadi pusat edukasi dan konservasi yang benar-benar berlandaskan empati.

Dan untuk itu, kita semua bertanggung jawab.

 

📌 Apa pendapat kamu tentang kasus ini? Apakah kebun binatang masih relevan di masa kini? Tinggalkan komentarmu di bawah!

 ðŸ“¢ Bagikan artikel ini jika kamu peduli pada kesejahteraan satwa.

Post a Comment for "Video Kekerasan terhadap Satwa Kembali Viral"